Rangkuman Bab Buku

Judul Buku       : Mari Membuat Film (Panduan menjadi Produser)
Karya               : Heru Effendy

Bab II : Produksi Film
A.      Apa saja yang harus dipersiapkan?
1.      Kantor produksi, meliputi :
  • Ruang rapat untuk 6-10 orang : akan banyak diskusi pada masa praproduksi serta akan diadakan rapat lengkap menjelang shooting.
  • Komuter dan printer                : digunakan untuk keperluan surat menyurat juga penyelesaian script breakdown dan jadwal shooting.
  •  Mesin foto kopi                        : untuk memperbanyak berkas-berkas seperti skenario, script breakdown, dan jadwal shooting.
  • Telepon dan fax                        : telepon dan fax banyak digunakan mendekati pelaksanaan shooting. Sebaiknya, memiliki telepon dan fax dalam satu perangkat.
  • Televisi dan pemutar video      : diperlukan untuk mempertunjukkan reverensi audio visual mulai dari tahap pembuatan desain hingga menjelang akhir produksi.

2.      Peralatan shooting :
  •     Kamera           : diperlukan untuk merekam gambar.
  •     Lampu             : pemilihan lampu serta perlengkapan pendukungnya sangat tergantung pada diskudi antara penata fotografi, artistic, dan sutradara.
  •    Kabel               : elemen penting yang tak dapat dipisah dari lampu dan kamera.
  •    Dan perlengkapan pendukung lainnya.


3.      Lokasi :
  • Akses menuju lokasi                 : menentukkan lokasi yang mudah diakses tanpa gangguan seperti kepadatan lalu-lintas serta penginapan bila di luar kota.
  • Perizinan lokasi                        : harus ada izin tertulis dari pemilik lokasi dan pengurus wilayah setempat.
  • Keamanan                                : keamanan penting mengingat selalu adanya gangguan tidak terduga dan pengamanan barang-barang yang berharga.
  • Kegiatan rutin masyarakat       : periksa jadwal masyarakat selama shooting dilakukan. Jangan sampai membuat shooting terganggu.
  • Barang yang boleh dan tidak boleh dibawa
  • Sumber air dan listrik yang baik
  • Cuaca                                        : catat semua informasi cuaca dengan cermat.
  • Foto lokasi                                : Foto-foto lokasi dari berbagai sudut untuk memantau lokasi.
  • Denah lokasi                             : denah dibuat untuk mempermudah akses keluar masuk lokasi.


B.      Tata Suara
  1. Dialog              : Keperluan perekaman yang lazim di Indonesia adalah DAT (Digital Audio Tape) dengan sejumlah keunggulan; mudah dioperasikan, harga pita murah dan ringan serta sederhana. Proses perekaman ada dua cara yaitu, langsung dan tidak langsung. Rekaman langsung dapat mencerminkan mood pemeran selama shooting tetapi banyak gangguan yang dapat terekam dalam proses perekaman. Sementara tidak langsung tidak akan mendapat gangguan, tetapi antara mood pemain dengan nada dialog terkadang berbeda.
  2. Musik              : Musik digunakan untuk mempertegas adegan. Background termasuk efek suara, bukan musik. Musik dibagi menjadi dua yaitu ilustrasi dan tema. Ilustrasi musik yaitu musik yang dihasilkan oleh instrumen maupun bukan. Musik tema yaitu lagu yang dimaksudkan sebagai identitas film.
  3. Efek suara       : suara yang ditimbulkan oleh semua aksi reaksi film.


C.      Tugas Utama Departemen Penyutradaraan
  • Kesinambungan script              : menyambungkan kembali atau menata kembali adegan-adegan dari shooting sebelumnya.
  • Mood continuity                       : menjaga kondisi fisik dan mental pemeran sebelum dan saat shooting berlangsung yaitu dengan cara menyediakan konsumsi, transportasi dan akomodasi.


D.     Laporan Harian
  • Script Continuity Report           : laporan ini membantu editor memilih gambar
  • Camera Report                        : laporan ini menjadi acuan untuk mencari shoot yang telah direkam dan dianggap baik untuk keperluan editing gambar.
  • Sound Sheet Report                 : laporan ini akan dijadikan acuan dalam mengedit suara pada tahap pasca produksi nanti
  • Daily Production Report           : isinya semua informasi yang telah diperoleh setiap usai shooting dan harus ditandatangani oleh asisten sutradara 1 dan manager produksi.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjelajahi Negeri "Kiwi"

Gambar
A single dream is more powerful than a thousand realities. - J.R.R Tolkien Berwisata jadi salah satu kegiatan menyenangkan yang bisa kita lakukan untuk mengisi waktu luang.  Namun dimasa pandemi seperti ini, berwisata jadi hal yang sulit untuk dilakukan.  Penerbangan dibatasi, harus pakai test dimana-mana, belum lagi kecurigaan pada orang-orang sekitar selama perjalanan malah membuat hati tidak tenang.  Tapi, pernahkah terpikir kalau pandemi ini berakhir, tempat mana yang pertama kali ingin dikunjungi?  Okay, kita buat lebih spesifik, negara mana yang pertama kali ingin kalian kunjungi setelah pandemi ini berakhir? Kalau aku pribadi, jujur aku ingin melihat salju, atau pegunungan salju, atau aurora!  Kayaknya bakalan seru!  Tapi, kalau ngomongin ketiganya, negara mana yang terlintas dibayangan kalian?  Swiss?  Norwegia?  atau Kanada?  Buat apa jauh-jauh ke utara, kalau ternyata ada negara di sekitar Indonesia yang bisa menyediakan ketiga...
Baca selengkapnya

Memberi Komentar pada Sebuah Berita

  Penerapan Kurikulum 2013 dianggap hanya sekadar formalitas. Semuanya tampak dari minimnya persiapan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menerapkan kurikulum tersebut di semua sekolah.   Ketua Dewan Pertimbangan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Itje Chodijah menuturkan, Kurikulum 2013 telah menuai protes dan kritik. Proses penyusunan desainnya dinilai tidak transparan. Selain itu, proses uji publik juga dinilai asal-asalan serta minim sosialisasi.   Hal ini berbeda dengan perubahan kurikulum pada era Orde Lama dan Orde Baru. Pada era tersebut, perubahan kurikulum dilakukan sangat hati-hati melalui proses dialog, analisis, dan uji coba. Sering kali bangsa Indonesia berganti-ganti kurikulum membuat bingung para guru, merugikan orang tua murid dan yang nantinya menjadi korban adalah anak-anaknya. Pergantian kurikulum tanpa adanya uji publik yang jelas dan terkesan terburu-buru membuat kurikulum terkadang meleset dari yang diharapkan pemerintah. Hal ini buka...
Baca selengkapnya